Manajemen Perpustakaan

Secara umum perpustakaan sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan murid. Perpustakaan berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah sehingga perpustakaan merupakan...


BAB I

KAJIAN TEORITIS

A.    Pengertian
Istilah perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti kitab atau buku. Basuki (2010) menjelaskan bahwa perpustakaan dalam Bahasa Inggris adalah library yang berasal dari bahasa Latin liber atau libri yang juga berarti buku. Sehingga tidaklah mengherankan jika mendengar istilah perpustakaan, maka kebanyakan orang akan membayangkan sebuah gedung atau ruangan yang dipenuhi oleh rak buku. Namun bukan sembarang kumpulan buku dapat disebut perpustakaan, dan bukan sembarang tempat pengumpulan buku bisa disebut perpustakaan. Melainkan kumpulan buku dan bahan pustaka lainnya itu harus diatur dan disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan yang mempunyai tujuan tertentu, sehingga bisa disebut sebagai perpustakaan.
UU RI nomor 43 tahun 2007 mendefinisikan perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sedangkan koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Adapun perpustakaan terdiri atas lima jenis sebagai berikut.
1.        Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan Pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.
2.        Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.
3.        Perpustakaan Sekolah/Madrasah adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di sekolah.
4.        Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi.
5.        Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah atau organisasi lain.
Berdasarkan pengertian di atas, terdapat lima unsur pokok dalam pengertian perpustakaan yaitu: (1) merupakan unit kerja, (2) berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi bahan pustaka, (3) koleksi bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu, (4) bertujuan untuk digunakan oleh pemakainya, (5) sebagai sumber informasi. Secara khusus Bafadal (2008) mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai  kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun non buku yang diorganisir secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Perpustakaan sekolah sangatlah penting guna menunjang proses pembelajaran di sekolah. Peserta didik diharapkan mampu memecahkan suatu masalah dengan pergi ke perpustakaan untuk membaca dan membandingkan teori-teori yang dipelajari. Ataupun sebagai sumber kajian untuk kegunaan penelitian dan referensi. Peserta didik juga dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada agar mereka lebih memahami pengetahuan-pengetahuan yang sudah diberikan oleh guru mereka. Disamping perpustakaan sebagai sarana rekreatif agar memunculkan minat peserta didik untuk mengunjungi perpustakaan dengan cara menyediakan berupa bahan pustaka non material yaitu seperti majalah, buku-buku cerita dan novel. Serta mendesain ruang dan isi perpustakaan yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi oleh pemakainya.
Berdasarkan hal tersebut, terlihat perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar. Sehingga setiap sekolah, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat perlu menyediakan sarana sumber belajar yang memadai, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan ini harus memungkinkan para tenaga pendidik, kependidikan, dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar di sekolah.

B.     Tujuan, Manfaat dan Fungsi
Secara umum perpustakaan sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan murid. Perpustakaan berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah sehingga perpustakaan merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah. Hal ini berarti bahwa bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, sehingga dalam pengadaan buku pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah. Sedangkan tujuan khusus perpustakaan sekolah sebagai berikut.
1.      Menyediakan berbagai sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.
2.      Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
3.      Membantu menulis kreatif bagi para siswa dibimbing dengan guru dan pustakawan.
4.      Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca dari para siswa
5.      Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan belajar kepada para siswa.
6.      Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.
7.      Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu luang melalui kegiatan membaca khususnya buku-buku dan sumber lain yang bersifat kreatif dan ringan.
     Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar-mengajar di sekolah. Bafadal (2008) secara rinci menyebutkan manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah, sebagai berikut.
1.      Menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca.
2.      Memperkaya pengalaman belajar siswa.
3.      Menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya siswa mampu belajar mandiri.
4.      Mempercepat proses penguasaan teknik membaca siswa.
5.      Membantu perkembangan kecakapan berbahasa siswa.
6.      Melatih siswa ke arah  tanggung jawab.
7.      Memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
8.      Membantu para guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
9.      Membantu siswa, guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bafadal (2008) lebih lanjut menjelaskan lima fungsi perpustakaan
yang perlu diketahui dan dipahami sebagai berikut:
1.      Fungsi Edukatif
Perpustakaan sekolah dapat meningkatkan minat membaca siswa, sehingga teknik membaca semakin lama semakin dikuasai oleh siswa. Selain itu di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.
2.      Fungsi Informatif
Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan non buku seperti majalah, bulletin, surat kabar, pamphlet, guntingan artikel, peta, bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat elektronik lainnya. Semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh siswa.
3.      Fungsi Tanggung Jawab Administratif
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap siswa yang akan masuk ke perpustkaan sekolah harus menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar, tidak diperbolehkan membawa tas dan mengganggu teman-temannya yang belajar. Jika ada siswa yang terlambat mengembalikan buku pinjamannya, maka akan didenda. Serta jika ada siswa yang menghilangkan buku pinjamannya, maka harus menggantinya dengan cara membelikan atau memfotocopykan.
4.      Fungsi Riset
Bahan pustaka yang lengkap membuat siswa dan guru dapat melakukan riset literatur, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan.
5.      Fungsi Rekreatif
Perpustakaan dapat digunakan sebagai tempat mengisi waktu luang siswa seperti waktu istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Contoh seorang siswa yang membaca buku berjudul “Malang Kota Indah” yang di dalamnya terdapat gambar gedung-gedung, tempat-tempat hiburan, tempat pariwisata dan sebagainya. Maka siswa yang membaca buku tersebut secara psikologis telah rekreasi ke kota Malang.


C.     Unsur-Unsur Perpustakaan
Perpustakaan sekolah sesungguhnya merupakan sarana penunjang pendidikan di sekolah, yang berupa kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku. Perpustakaan ini diorganisasi secara sistematis dalam satu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan para guru dalam proses pembelajaran. Sehingga, keberadaan perpustakaan sekolah turut serta dalam menyukseskan pencapaian tujuan lembaga pendidikan yang menaunginya.
Uraian ini menandakan bahwa perpustakaan memiliki spesifikasi tersendiri mengenai fungsi dan peranannya. Dari poin penting ini, dapat kita pahami bahwa perpustakaan adalah suatu kerja organisasi, badan, atau lembaga. Satuan unit kerja ini dapat berdiri sendiri, misalnya perpustakaan umum, Unit Pelaksana Teknis (UPT), perpustakaan di universitas, dan lain sebagainya. Tetapi, dapat juga merupakan bagian dari organisasi di atasnya yang lebih besar, misalnya perpustakaan khusus atau kedinasan yang bergabung dengan suatu lembaga, atau perpustakaan sekolah. Dan, sebagai salah satu unit kerja, perpustakaan mempunyai unsur-unsur atau persyaratan. Pertama, adanya organisasi. Kedua, dalam surat keputusan pendiriannya, harus (setidaknya) tercantum secara jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan struktur organisasinya. Ketiga, surat keputusan itu adalah landasan hokum konsideran, pertimbangan tentang pembentukan perpustakaan,
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata unsur mengandung arti bagian terkecil dari suatu benda, bagian benda yang tidak bisa dibagi-bagi lagi dengan suatu proses kimia, bahan asal, zat asal, kelompok kecil (dari kelompok yang lebih besar), atau elemen (menurut Kamus Ilmiah Populer Lengkap). Dengan demikian, unsur-unsur perpustakaan bisa pula disebut sebagai elemen perpustakaan.
Dengan menggunakan pandangan Wiji Suwarno, maka dapat diungkapkan bahwa elemen perpustakaan meliputi empat hal, yaitu pustakawan, user (pengguna pustaka), pustaka, dan gedung perpustakaan. Berikut penjelasan masing-masing elemen.

1.      Pustakawan
Pustakawan adalah tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu manajemen perpustakaan, baik melalui pendidikan, kursus, seminar, maupun kegiatan sekolah formal. Ia bertanggung jawab terhadap gerak maju roda perpustakaan. Maka, di dalam lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS), pustakawan termasuk ke dalam jabatan fungsional.
Keberadaan pustakawan memiliki fungsi yang berbeda dari masa ke masa. Dalam paradigma lama, pustakawan dipercaya sebagai pemelihara utama sumber informasi dan pengetahuan. Akan tetapi, dalam paradigma baru, itu semua telah bergeser. Ini didasari oleh suatu realita kekinian bahwa sistem informasi global telah membuat kemungkinan tersedianya saluran-saluran informasi dan pengetahuan, sehingga menggeser fungsi pustakawan baik sedikit maupun banyak. Pustakawan dalam paradigma yang berlaku sekarang hanya menjadi salah satu dari sekian banyak professional di bidang informasi.
Selain itu, pustakawan tidak hanya sebagai penjaga buku semata. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman, anggapan itu perlahan-lahan gugur. Dalam paradigma baru, perpustakaan tidak hanya menjadi gudang buku, tetapi telah menjadi pusat sumber daya informasi. Dengan demikian, saat ini pustakawan telah berubah fungsinya menjadi seorang yang mencari informasi. Dengan kata lain, pustakawan tidak saja hanya sebagai objek pasif, yang hanya melayani. Tetapi, ia sudah saatnya untuk menyajikan kembali informasi yang dicari, yang kemudian disajikan kembali dalam bentuk karya baru yang berupa karya sendiri. Dan, untuk mencapai itu semua, maka yang perlu dilakukan adalah kerja sama, konsultasi, peningkatan pengelolaan, keramahan, dan kesabaran.
2.      User (Pengguna)
User atau pengguna adalah elemen kedua dari perpustakaan. Maksud dari pengguna adalah pengguna fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan, baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Di antara beberapa pengguna adalah mahasiswa, guru, dosen, dan masyarakat pada umumnya. Jika di sekolah, user bisa berasal dari kalangan siswa, guru, maupun karyawan.
Sebagai indikator perpustakaan yang baik, menurut Wiji Suwarno, maka sebuah perpustakaan harus mempertimbangkan koleksi yang dimiliki berdasarkan pada tingkat perkembangan penggunanya.
3.      Pustaka
Bahan pustaka adalah semua hal yang mengandung informasi dan disimpan oleh perpustakaan. Patut disadari bahwa buku memiliki arti penting bagi seorang individu. Selain untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, dengan membaca, seseorang bisa mengembangkan daya imajinasi dan daya pikirnya dari informasi yang diperoleh.
          Namun, memperoleh buku yang isinya benar-benar sesuai dengan harapan dan bisa memberi manfaat sering kali merupakan hal yang sangat sulit. Maka dari itu, diperlukan cara mengetahui buku yang baik. Seperti disarankan oleh Suwarno (2011:114) kita perlu memilih buku dari aspek fisiknya, kemudian aspek kebutuhan perkembangan kecerdasan personal, intrapersonal, dan kognitif. Buku dengan gambar artistik, bahasa yang baik, dan penampilan fisik yang bagus dapat menggugah imajinasi dan motivasi seseorang untuk membaca buku.  
4.      4. Gedung Perpustakaan

Gedung perpustakaan adalah sarana yang amat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung inilah, segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan fungsional dari kegiatan perpustakaan. Perbedaan utama antara gedung perpustakaan dengan gedung lainnya adalah gedung ini merupakan sarana yang berfungsi sebagai fasilitas layanan. Untuk itu, gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan manusia sebagai pengguna (user) perpustakaan.

          Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan gedung perpustakaan. Pertama, perkembangan perpustakaan yang cepat menuntut pemikiran yang cermat atas daya tampung dan kemungkinan perluasan gedung perpustakaan untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Bahan pustaka yang sudah dibeli dan diputuskan untuk menjadi koleksi perpustakaan perlu dipelihara terus sampai lahir keputusan untuk dikeluarkan kembali. Kedua, untuk membuat suatu gedung perpustakaan, dibutuhkan pengetahuan yang cukup tentang segala aspek yang merupakan ciri khas gedung perpustakaan yang bersangkutan, baik aktivitas yang seharusnya dijalankan maupun segi-segi teknologi yang telah masuk dalam dunia perpustakaan. Ketiga, sifat-sifat khas masyarakat yang akan menggunakan perpustakaan dan hubungan dengan unit-unit lain dalam instansi penaungnya menuntut persyaratan-persyaratan khusus atau gedung perpustakaan. Sebab, jenis perpustakaan mempunyai pengaruh terhadap bentuk gedung atau ruang yang dibutuhkan. Selain itu, fungsi perpustakaan juga mempunyai pengaruh terhadap kebutuhan dan susunan ruangan yang diperlukan karena menampung semua aktivitas perpustakaan.
          Hal tersebut selaras dengan pandangan Darmono, yang menyatakan bahwa untuk membangun suatu gedung perpustakaan serta demi menghasilkan gedung yang baik dan fungsional, maka harus mempertimbangkan minimal beberapa unsur. Pertama, unsur apa perpustakaan itu didirikan ? Kedua, apa fungsi dan program yang akan dikerjakan ? ketiga, berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan ? keempat, siapa saja yang akan dilayani oleh perpustakaan ? kelima, bahan-bahan pustaka, perlengkapan, dan perabot apa saja yang akan ditampung dalam gedung tersebut ? keenam, berapa anggaran yang tersedia? Jika keenam unsur tersebut telah dirumuskan dengan cermat, barulah gedung, jumlah ruangan yang dibutuhkan, dan tata ruangnya dapat didesain.
          Untuk menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal dan menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, maka pustakawan harus memperhatikan beberapa aspek. Diantaranya, aspek fungsional, psikologis pengguna, estetika, dan keamanan bahan pustaka.
          Aspek fungsional artinya penataan ruangan harus sampai mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan, baik bagi petugas maupun pengguna perpustakaan. Aspek psikologis pengguna artinya penataan ruangan bisa mempengaruhi aspek psikologis pengguna. Jadi dilihat dari aspek ini, tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, dan merasa tenang. Aspek estetika artinya adalah keindahan penataan ruangan, salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Sementara itu, aspek keamanan bahan pustaka maksudnya yaitu bahwa keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama, faktor keamanan bahan pustaka akibat kerusakan secara alamiah. Kedua, faktor kerusakan akibat manusia.
          Kemudian, satu hal pula yang perlu ditambahkan di sini adalah bahwa kreativitas mendesain ruang perpustakaan dapat diciptakan dengan membuat daftar user, kebutuhan, dan perlengkapan yang dibutuhkan. Cara ini akan menjadi solusi menciptakan desain ruangan perpustakaan yang kreatif.

D. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
1.            1. Pengadaan
Yang dimaksud dengan pengadaan disini meliputi pengadaan gedung/ruangan perpustakaan, peralatan atau perlengkapan perpustakaan, dan koleksi perpustakaan.
a.       Pengadaan Gedung/ruangan perpustakaan sekolah
Mengadakan gedung atau ruangan perpustakaan dapat dibuat secara permanen yaitu, gedung perpustakaan yang didesain khusus untuk perpustakaan.  Atau semi permanen, yaitu gedung atau ruangan perpustakaan yang tidak didesain khusus untuk perpustakaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun atau mendirikan gedung/ruangan perpustakaan, antara lain :
1.      Letak perpustakaan harus ada di tengah-tengah kegiatan belajar-mengajar (centralized).
2.      Lokasinya harus mudah tampak dan dijangkau.
3.      Menjamin keamanan (cukup aman).
4.      Menjamin ketenangan belajar.
5.      Lokasinya berada dalam lingkungan sekolah.
Selain pedoman diatas, masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai luas ruangan untuk setiap personil yang ada di perpustakaan, antara lain :
-          Ruang pimpinan    : 15 m2
-          Ruang staf             : 7,5 m2
-          Ruang guru            : 3 m2
-          Ruang serbaguna   : 7,5 m2
-          Ruang reference    : 3 x 10% jumlah siswa
-          Ruang baca            : 1,6 m2 persiswa
-          Ruang penjilidan   : 10 m2
-          Ruang gudang       : 8 m2
b.      Pengadaan peralatan/perlengkapan perpustakaan
Yang dimaksud dengan peralatan/perlengkapan perpustakaan disini yaitu rak buku, lemari, laci katalog, meja, kursi. Jumlah rak buku disesuaikan dengan jumlah koleksi yang ada. Lemari diperlukan untuk menyimpan peralatan dan keperluan lainnya. Jumlah meja dan kursi diperlukan untuk pimpinan, petugas, dan pembantu, pelaksana harian perpustakaan, disamping itu juga untuk pengunjung yang membaca dan menulis di dalam perpustakaan. Peralatan-peralatan tersebut termasuk barang tidak habis pakai, dan harus masuk dalam daftar inventaris perpustakaan. Selain itu, perpustakaan juga memerlukan barang habis pakai, yaitu alat tulis menulis dan alat pemeliharaan perpustakaan secara keseluruhan.
c.       Pengadaan koleksi
Pengadaan bahan-bahan/koleksi perpustakaan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1.      Mengumpulkan koleksi milik sekolah, kemudian dijadikan koleksi milik perpustakaan sekolah.
2.      Menambah koleksi yang sudah ada dengan jalan membeli atau menerima hadiah dari siswa yang lulus.
3.      Kerja sama antar perpustakaan sekolah.
2.      Penerimaan dan penyusunan buku koleksi perpustakaan.
Langkah-langkah penerimaan dan penggunaan buku koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :
a.       Menerima buku.
b.      Menstempel hak milik.
c.       Inventarisasi, merupakan jenis pekerjaan pencatatan koleksi bahan pustaka ke dalam buku inventarisasi sebagai tanda kekayaan perpustakaan.
d.      Labelisasi, pemberian label pada koleksi bahan pustaka sesuai dengan kode yang dibuat di katalog, sehingga mudah dalam penggunaan koleksi bahan pustaka.
e.       Katalogisasi, suatu pekerjaan pembuatan katalog sebagai pengganti koleksi bahan pustaka.
f.       Filling dan shelving, pekerjaan penyusunan koleksi bahan pustaka di rak dan penyususnan katalog dengan menggunakan sistematika tertentu.
g.      Pemeliharaan, kegiatannya mencakup segala usaha pencegahan terhadap hal yang menimbulkan kerusakan buku atau memperbaiki buku-buku yang rusak.
3.      3. Personalia perpustakaan
Personil perpustakaan terdiri dari :
a.       Kepala perpustakaan.
b.      Pegawai/petugas perpustakaan.
Jumlah  pegawai /petugas perpustakaan didasarkan pada banyaknya pekerjaan yang harus ditangani. Bidang teknis perpustakaan memerlukan keahlian khusus, oleh karenanya untuk pegawai di bidang ini sebaiknya yang sudah pernah mendapat pendidikan/latihan perpustakaan.
Pedoman jumlah dan kualifikasi personil perpustakaan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
-          Kepala perpustakaan        (sarjana muda : Ib – IIIb)
-          Tenaga teknis                   (SLTA+ 1 th pendidikan khusus)
-          Kepala unit                       (IIa – IId)
-          Siswa                                (kelas 2 – 3 = 6 orang)
Disamping itu masih dibutuhkan pembantu pelaksana harian yang bertugas membantu pelaksanaan harian perpustakaan.

4.     4. Pelayanan perpustakaan sekolah
Sistem pelayanan yang dapat dipergunakan di perpustakaan sekolah ada 2 bentuk, yakni :
a.       Pelayanan yang bersifat terbuka (open – access), yaitu sistem pelayanan dimana setiap pemakai perpuatakaan dapat masuk bebas ke tempat penyimpanan buku, memilih langsung dan mengambilnya sendiri sewaktu akan dibaca atau dipinjam.
b.      Pelayanana bersifat tertutup (clossed – access), yaitu sistem pelayanan dimana setiap pemakai tidak boleh masuk ke ruang buku, sedang untuk memilih buku untuk dipinjam/dibaca harus menggunakan daftar buku (katalog) yang disediakan dan dilayani oleh petugas.
Untuk keutuhan dan keteraturan koleksi buku, sistem tertutup lebih baik. Sedangkan untuk pendidikan pemakai perpustakaan, sistem terbuka lebih baik. Perpustakaan sekolah bertujuan untuk pendidikan, maka sistem yang digunakan sebaiknya sistem pelayanan terbuka (open – access).

Adapun jenis pelayanan yang ada di perpustakaan meliputi dua hal :
1.      Pelayanan sirkulasi
Adalah pelayanan yang berkenaan dengan peminjaman dan pengembalian buku koleksi perpustakaan. Tugas pokok pelayanan sirkulasi adalah :
a.       Melayani dan menyelesaikan administrasi peminjaman dan pengembalian buku.
b.      Membuat tata tertib serta pengumuman tentang hal yang berkenaan dengan tata tertib pemakaian ruang baca, peminjaman dan pengembalian buku.
Ada beberapa bentuk peminjaman yang dapat dilakukan dalam rangka layanan sisrkulasi :
a.       Sistem daftar (ledger – system)
Yaitu dengan memakai buku bergaris dan dibuatkan kolom untuk mencatat tanggal peminjaman, nama peminjaman, dan identitas laiinya.
b.      Sistem bon (book – system)
Yaitu blangko peminjaman yang ditulis sendiri oleh peminjam dengan memakai karbon dan dapat disimpan sesuai dengan keperluan.
c.       Sistem kartu
Sistem ini paling praktis namun mahal.

2.      Pelayanan reference
Biasanya koleksi reference ini memiliki tempat penyimpanan sendiri yang disebut ruang reference. Buku-buku reference ini sifatnya memberi petunjuk, sehingga harus selalu tersedia di perpustakaan supaya dapat dipakai setiap saat. Oleh karena itu buku reference tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang. Bagi peminjam yang memerlukan harus datang dan membacanya di ruang reference.

E. Implementasi Layanan Perpustakaan Sekolah Pada Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah
     Kegiatan belajar-mengajar mencakup usaha penataan dan penggunaan sarana dan bahan materi pelajaranpada sebelum, sewaktu, sesudah proses belajar mengajar itu berlangsung.
     Secara umum, implementasi program perpustakaan terhadap kegiatan belajar-mengajar dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.      Membantu menumbuhkan dan mengembangkan aktivitas anak, hal ini dapat terjadi jika anak merasa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah itu. Untuk dapat mengikuti belajar mengajar terutama untuk bidang studi yang sifatnya lebih banyak kognitif dan afektif, maka perlu tersediannya suatu “resources” yang memungkinkan anak tersebut merasa aktual.
2.      Menurunkan kadar ketergantungan siswa pada guru, perpustakaan yang lengkap koleksinya dan terkelola dengan baik bila dimanfaatkan secara optimal akan dapat membuat siswa tidak terlalu tergantung pada guru. Pendekatan CBSA atau “Student Active Learning” dalam kegiatan belajar mengajar menuntut siswa lebih aktif mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Disinilah letak perpustakaan sekolah sebagai “resources” yang akhirnya dapat mengurangi ketergantungan siswa pada guru.
3.      Efisiensi dan efektifitas dalam upaya pencapaian tujuan pengajaran, Tujuan pengajaran yang dirumuskan dengan baik dan benar selayaknya diupayakan pencapaiannya secara maksimal. Pemaksimalan       pencapaian tujuan pengajaran tersebut dapat dilakukan antara lain dengan penyediaan dan pelayanan perpustakaan yang memadai.
Sedangkan Ruth Arn Davies dalam “The School Library Media Program” (seperti yang disadur oleh Zainuddin NRL.) menguraikan penggunaan perpustakaan dalam kegitan belajar mengajar sebagai berikut :
1.      Penggunaan perpustakaan dalam pengajaran ilmu sosial.
`     National Concil for the Social Studies di Amerika di dalam garis besar program pengajaran sosial memberikan perhatiannya kepada satu dari sembilan bidang utama kepada standar yang mengatakan bahwa strategi pengajaran dan kegiatan belajar haruslah bersandar pada sejumlah besar sumber-sumber belajar. Rasional yang diberikan oleh NCSS tersebut, untuk penggunaan sumber-sumber belajar antara lain sebagai berikut :
-          Belajar dalam ilmu sosial membutuhkan sumber banyak
-          Penggunaan textbook tidak memadai
-          Untuk mencapai tujuan yang mewakili semua komponen pendidikan studi sosial tergantung kepada lebih banyaknya informasi, sudut pandangan, dan kecocokan yang lebih untuk tiap murid secara individual.
-          Media cetak harus tersedia untuk kemampuan membaca yang berbada dan kebutuhan yang berbeda akan materi yang kongkrit dan abstrak
-          Pelajar harus memiliki buku, majalah, referensi dasar, studi kasus, table, peta, artikel, dan bahan-bahan bacaan yang sesuai untuk mata ajaran yang sedang dipelajari
Dari rasional diatas, jelas betapa pentingnya bagi guru ilmu sosial untuk merencanakan bersama ahli perpustakaan untuk mengintegrasikan yang sistematis sumber-sumber perpustakaan/ media dan layanan pusat perpustakaan/media dalam rangka suatu program pengajaran menyeluruh.
2.      Penggunaan perpustakaan dalam pengajaran bahasa.
Dalam pengajaran bahasa, misalnya bahasa inggris, tanggung jawab ahli perpustakaan/media merupakan tanggung jawab yang paling besar untuk menunjang program membaca. Membaca adalah alat dasar untuk pendidikan mandiri dan pembaharuan intelektual.
Prof. Florence Cleary berkeyakinan bahwa pusat perpustakaan/ media harus berpartisipasi aktif dalam program membaca di sekolah dan keyakinan ini didasari kepada asumsi yaitu membaca merupakan faktor yang kuat dalam pengembangan ilmu.
Berkenaan dengan keterampilan apa yang harus dikembangkan dalam perpustakaan, Shelter dan Wetzler menyajikan sederetan keterampilan yang harus dikembangkan untuk setiap tingkat di Sekolah Dasar sebagai berikut :
Kelas I                  : -Mengenal perpustakaan
  -Pemeliharaan dan menikmati bahan pustaka
  -Penempatan bahan pustaka
  -Peminjaman bahan pustaka dari perpustakaan
     sekolah
                        Kelas II           : -Pendiskusian buku-buku di perpustakaan.
                        Kelas III          : -Pelaporan buku-buku
                        Kelas IV          : -Penggunaan suatu ensiklopedia
                                                   -Penggunaan kartu katalog
                                                   -Peminjaman buku dari perpustakaan umum
                                                   -Membuat catatan-catatan
                        Kelas V           : -Penggunaan suatu alat seperti globe
                                                   -Penggunaan suatu dictionary
                        Kelas VI          : -Penggunaan word almanac
  

 
DAFTAR RUJUKAN


Kusmintardjo.1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid 2). Malang:
Proyek OPF IKIP Malang.
Prastowo, A. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: Diva Press.
Suwarno, Wiji. 2011. Pengetahuan Dasar Kepustakaan; Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia.
-----------. 2011. Perpustakaan dan Buku; Wacana Penulisan dan
Penerbitan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Zulkarnain, W. 2015. Layanan Khusus Peserta Didik. Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS).

4.    

Komentar

  1. Casinos Near Casinos in Reno, NV - Mapyro
    Find the best casinos near Casinos in 부산광역 출장마사지 Reno, NV. 10 Casino 광주광역 출장안마 Ave. 3.7.9. 울산광역 출장샵 Directions 화성 출장샵 · (702) 746-1000. 원주 출장샵

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Agen Perubahan